Mikroskop elektron menunjukkan, bahwa di dekat ujung daun, tonjolan-tonjolan berlilin digantikan oleh permukaan halus yang terdiri dari lipatan-lipatan dan alur-alur, sehingga mencegah aliran balik dari tetesan-tetesan air. Ini berarti, bahwa daun tersebut 50% lebih tahan terhadap perendaman, dibanding sebuah daun model yang memiliki permukaan halus.
Jiang menyebutkan, bahwa seperti permukaan daun teratai yang telah menjadi inspirasi untuk membuat permukaan-permukaan superhidrofob, apa yang ditemukan pada batas pinggir daun ini bisa dijadikan sebagai sebuah model dalam aplikasi, seperti tabung atau saluran-saluran mikrofluida yang memerlukan pengaliran keluar, atau penolakan arah aliran air.
Abraham Marmur, seorang profesor ilmu dan teknologi air di Technion-Israel Institute of Technology, Haifa, mengatakan, bahwa,“para peneliti ini seharusnya diberikan penghargaan atas temuannya yang telah membuka sebuah aspek baru dari daun bunga teratai.”
Dengan penemuan ini tentunya, dapat memberi inspirasi baru terhadap ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan superhidrofob ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar